Indeks daya saing global
Indonesia yang dirilis oleh World Economic Forum (WEF) Global Competitiveness
Index pada tahun 2015-2016 turun 3 peringkat dari tahun sebelumnya menjadi
peringkat 37 dunia. Penurunan ini menjadi sesuatu hal yang mengejutkan dikarenakan
pada periode sebelumnya peringkat Indonesia terus meningkat. Data dan fakta
tersebut merupakan sesuatu hal yang harus diperhatikan oleh Indonesia, terutama
dalam berbagai hal yang menjadi indikator peningkatan daya saing. Kita juga
harus mengakui bahwa indeks daya saing kita masih jauh dibawah negara
tetangga, Thailand, Singapura dan Malaysia.
Ciri dari ‘kekalahan’ tersebut
adalah daya saing di sektor pertanian, yang menjadi tulang punggung
perekonomian nasional dan menjadi andalan hidup bagi sebagian besar rakyat
Indonesia. Data menunjukkan bahwa hampir semua komoditas pertanian lokal kalah
bersaing di pasar global. Jangankan untuk bersaing atau menguasai pasar global,
negara dengan penduduk lebih dari 250 juta jiwa ini justru menjadi incaran
berbagai produk pertanian impor. Indonesia tercatat sebagai salah satu negara
terbesar pengimpor pangan di dunia.
Dengan demikian, sudah seharusnya
seluruh stakeholder terkait memikirkan upaya serius dalam meningkatkan daya
saing komoditas pertanian lokal. Peran pemerintah menjadi sangat penting dalam
upaya ini. Keberpihakan pemerintah pada sektor pertanian lokal menjadi salah
satu faktor penentu dalam peningkatan daya saing. Salah satunya adalah dengan
penerapan kebijakan yang melindungi produk pertanian lokal dari serangan
produk-produk impor. Selain itu, kebijakan pemberian subsidi dan pembangunan
infrastruktur serta fasilitas pertanian menjadi salah satu alternatif dalam
upaya peningkatan daya saing komoditas pertanian lokal.
Secara lebih komprehensif, upaya
meningkatkan nilai keunggulan kompetitif pada produk pertanian lokal juga dapat
mendorong daya saing. Saat ini, keunggulan komparatif suatu komoditas tidak
lagi cukup untuk memenangkan kompetisi global. Indonesia memiliki berbagai
keunggulan produk pertanian lokal, salah satu yang menjadi khas adalah produk
tropika yang berpotensi untuk memenangkan persaingan. Pengembangan komoditas
ini tentunya harus dibarengi dengan konsep berkelanjutan agar para generasi
penerus di masa yang akan datang masih dapat merasakan hal yang sama dengan
kita saat ini. Fakta menunjukkan bahwa terdapat empat komoditas pertanian lokal
yang sampai saat ini bisa bersaing di pasar global, yakni kopi, kelapa sawit,
kakao dan karet. Keempat produk ini dapat memenangkan kompetisi global karena
memiliki keunggulan kompetitif. Hal tersebut menjadi bukti bahwa pengembangan
agribisnis spesifik lokal yang berkelanjutan dapat menjadi kunci utama untuk
meningkatan daya saing Indonesia di kompetisi global.
Seminar Nasional Daya Saing
Berkelanjutan Agribisnis Spesifik Lokal merupakan salah satu pelaksanaan dari agenda kegiatan PERHEPI, yang dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 27 Juli 2017 Bale Sawala Universitas Padjadjaran - Jl. Raya Bandung
Sumedang Km. 21, Hegarmanah, Jatinangor, Kabupaten Sumedang Jawa Barat ini
diikuti oleh beberapa perwakilan pengajar maupun mahasiswa fakultas pertanian
dari segenap universitas di nusantara. Adapun perwakilan Fakultas Pertanian
Universitas Panca Marga Probolinggo diwakili oleh ibu Sulis Dyah Candra,
SP.,MP. sebagai ketua peneliti dan ibu Ida Sugeng Suyani, SP., MP. sebagai
anggota peneliti. Materi seminar yang disampaikan adalah hasil penelitian
dengan judul "Peningkatan Ketahanan Tanaman dengan Input Nutrisi Internal
dan Eksternal untuk Menunjang Usahatani Tanaman Anggur". Artikel ilmiah tersebut dimuat di Prosiding Seminar Nasional Ekonomi Pertanian Universitas Padjadjaran, dengan Tema: "Daya Saing Berkelanjutan Agribisnis Spesifik Lokal" di halaman 8-13. Prosiding ber-ISBN 978-602-70388-3-7 ini diterbitkan oleh: Departemen Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran.
Selanjutnya diharapkan agar partisipasi akademisi dalam bidang penelitian pertanian, baik dari kalangan dosen dan mahasiswa fakultas pertanian akan semakin marak di tahun mendatang.
Selanjutnya diharapkan agar partisipasi akademisi dalam bidang penelitian pertanian, baik dari kalangan dosen dan mahasiswa fakultas pertanian akan semakin marak di tahun mendatang.
Gambar 1. Pelaksanaan Presentasi Materi Seminar
Gambar 2. Bersama Sekretaris PERHEPI Pusat, didampingi Ketua LPPM UPM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar