Minggu, 26 November 2017

Pengabdian Kepada Masyarakat: Pembuatan Bokashi dengan Pemanfaatan Limbah Jerami

Sebagian besar masyarakat di Desa Banjarsari yang terletak di Kecamatan Sumberasih Kabupaten Probolinggo memiliki mata pencaharian utama sebagai petani dan peternak. Jerami padi merupakan salah satu hasil samping pertanian yang tersedia cukup melimpah dan dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan pakan sehingga bisa membantu ketersediaan suplai nutrisi ternak di musim kemarau. 

Limbah jerami dapat dimanfaatkan pula untuk meningkatkan kandungan bahan organik lahan sawah petani, namun baru sedikit sekali yang mengaplikasikannya, bahkan pada periode waktu tertentu, hampir setiap sore di Desa Banjarsari dapat dilihat pembakaran jerami padi setelah proses panen.
Masyarakat awam sebagian besar belum mengetahui manfaat olahan pakan dan pupuk bokashi dari bahan jerami ataupun seresah sisa tanaman yang lain. Dengan adanya bantuan alat pemotong jerami maka para peternak dalam pembuatan pakan ternak menjadi lebih mudah dan lebih cepat (produktivitasnya meningkat mencapai 4 kali lipat). Produk olahan pakan yang sudah jadi memiliki masa penyimpanannya pun cukup lama (yaitu hingga sekitar 3 bulan) sehingga menjamin keberlangsungan suplai pakan ternak bahkan pada saat pakan segar susah didapatkan.

Dengan pembuatan bokashi dengan EM4 sebagai aktivator dekomposisinya, maka proses pelapukan akan lebih cepat dan akan ada penambahan mikroorganisme benefisial bagi tanaman dan biodiversitas ekosistem di lahan. Hal ini lah yang diperkenalkan ke masyarakat Banjarsari oleh tim dosen dan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Panca Marga Probolinggo yang diketuai oleh ibu Sulis Dyah Candra, SP., MP.; dengan tema: Pembuatan Bokashi dengan Pemanfaatan Limbah Jerami, maka diharapkan dapat meningkatkan kesadaran petani agar mampu meningkatkan produktivitas hasil pada peternak maupun petani di Desa Banjarsari.

Menurut kesaksian petani yang memberikan bokashi pada tanaman anggurnya, ternyata tanaman yang diberi bokashi menjadi lebih lebat dompolan berbuahnya dibandingkan yang tidak diberi bokashi. Sementara untuk aplikasi bokashi oleh peternak, ternaknya ternyata sangat lahap menghabiskan pakan yang terbuat dari bahan bokashi tersebut. Untuk kedepannya, diharapkan akses penggunaan alat pemotong jerami hendaknya diintroduksikan secara lebih merata bagi petani/ peternak skala kecil yang lain.

Untuk berita versi media massa online Kompasiana.com, artikelnya dapat disimak di sini sementara dalam bentuk jurnal dapat disimak di sini


Gambar 1. Kelompok Tani Banjarsari

Gambar 2. Demo Alat Pencacah Jerami sebagai Bahan Bokashi 

Kamis, 23 November 2017

Sosialisasi Implementasi Aplikasi Matakota



Pemkab Probolinggo menyelenggarakan sosialisasi Implementasi Aplikasi Matakota yang diprakarsai oleh Dinas Komunikasi, Informatika, Statistik dan Persandian Kabupaten Probolinggo di ruang pertemuan Tengger Kantor Bupati Probolinggo di Kraksaan, pada tanggal 23 November 2017.

Mahasiswa Fakultas Pertanian UPM merupakan salah satu perwakilan yang mengikuti sosialisasi yang dihadiri Bupati Probolinggo Hj. P. Tantriana Sari SE, Wakapolres Probolinggo Kompol Hendy Kurniawan dan Kapolres Kota Probolinggo AKBP Alfian Nurrizal. Serta diikuti oleh Kepala OPD, perwakilan PGRI, dan perwakilan mahasiswa maupun perwakilan organisasi kepemudaan di Probolinggo.

“Era digital bukan era hasutan". Kalimat ini merupakan tagline Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam upayanya melakukan inovasi dalam pelayanan masyarakat melalui penggunaan infrastruktur teknologi. Oleh karena itu Pemkab Probolinggo kini memiliki Aplikasi Matakota (Smartcity). Selain untuk menjaga semua informasi bersih dari hoax dan hasutan, aplikasi ini juga memungkinkan respon cepat untuk mengatasi kasus dan permasalahan di tengah masyarakat. Saat ini aplikasi Smartcity tersebut sudah bisa diunduh di Playstore pada setiap smartphone yang dimiliki masyarakat Kabupaten Probolinggo.

Bupati menyampaikan bahwa demi mencapai itu dibutuhkan sistem berbasis pemanfaatan teknologi dan informasi untuk memaksimalkan sumber daya yang ada agar pelayanan kepada warga bisa maksimal. “Tidak seperti media sosial yang lain, Matakota ini akan diintegrasikan dengan seluruh elemen dan sumber daya yang ada di Kabupaten Probolinggo. “Saya harap aplikasi ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Kabupaten Probolinggo. Serta mampu mengedukasi masyarakat menjadi smart citizen melalui gadget yang mereka miliki untuk lebih peduli kepada sesama dan menjadi kontributor dalam pembangunan Kabupaten Probolinggo yang baldatun toyyibatun warobbun ghofur,” tandasnya.

Jika diperhatikan pada saat menjalankan aplikasi Matakota pada Playstore, ditampilan awal sebelum menginstal, smart citizen akan disuguhi tiga menu utama dengan penjelasannya. Yaitu yang pertama Panic Button (Save Me) berupa cara mudah dan cepat untuk mendapatkan pertolongan pertama pada kondisi darurat, kemudian yang kedua adalah menu City Update, untuk mengetahui segala informasi penting dengan cepat, mudah, dan akurat mulai dari kondisi lalu lintas jalan hingga lapor polisi untuk pertolongan keadaan darurat. Dan yang ketiga adalah menu Pro Active Citizen, yang di dalamnya mengajak masyarakat untuk proaktif dan peduli untuk kemajuan bersama dengan melaporkan informasi penting di sekitar pelapor.

Selanjutnya bagi yang ingin mengakses aplikasi Matakota pada Playstore tersebut dapat di klik di sini


Mahasiswa Faperta Mengabadikan Moment bersama Ibu Bupati Probolinggo

Pelaksanaan Penelitian mengenai Nano Silikon pada Tanaman Padi

Beberapa tahun terakhir ini, para peneliti pertanian mulai menunjukkan minat yang meningkat dalam penggunaan silikon (Si) dalam tanam...